Ø Teori Moneter Klasik
Teori
ekonomi moneter klasik tiang utamanya adalah Jean Baptise Say, Irving
Fisher,
Alfred Marshall. Ketiga ekonomi ini memiliki cara pandang yang berbeda dalam
menganalisa
teori moneter dalam konteks ekonomi. Ekonomi J.B Say terkenal dengan
dalil ”Supply
creates its own demand” yang menyebutkan bahwa penawaran akan selalu
menciptakan
permintaan. Ini memberi arti suatu perekonomian tidak akan mengalami
under-employment
(penurunan produksi dan kesempatan
kerja ) atau under-
consumption (penurunan konsumsi). Peningkatan pengeluaran total masyarakat
(demand) akan selalu
dapat mencukupi untuk menunjang
produksi (supply) pada
keadaan
kesempatan kerja penuh (full employment).
Penawaran (supply) memang akan menciptakan tenaga beli yaitu pendapatan,
namun belum
pasti sama menciptakan pengeluaran konsumsi
(demand) misalnya jika
masayarakat
menabung (saving) terlalu banyak dari pendapatannya, melebihi keinginan
perusahaan untuk melakukan investasi dalam produksi, maka ada
sebagian produksi
yang tidak terjual.
Akibatnya pengusaha akan mengurangi produksi
dan akan terjadi
pengangguran
tenaga kerja dan pendapatan juga turun.
Menurut ekonom klasik,
adanya tabungan masyarakat
dalam proses ekonomi,
uang itu
dipinjam oleh pengusaha (perusahaan) untuk membiayai investasi. Masyarakat
penabung
mendapat bunga atas tabungannya, sedangkan pengusaha bersedia membayar
bunga
tersebut selama harapan keuntungan yang diperoleh dari investasi lebih besar
dari
bunga
tersebut. Hal ini menimbulkan teori tingkat bunga oleh ekonomi klasik
Teori Tingkat Bunga Klasik
Tabungan
menurut teori klasik adalah fungsi dari tingkat bunga ( s = f (i), makin
tinggi
tingkat bunga maka makin tinggi pula keinginan masyarakat untuk menabung.
Artinya pada
tingkat bunga yang lebih tinggi, masyarakat akan lebih terdorong untuk
mengurangi
pengeluaran untuk konsumsi guna dapat
menambah jumlah tabungannya.
Investasi
juga tergantung pada tingkat bunga, kalau makin tinggi tingkat bunga kredit,
maka
keinginan untuk meminjam dana untuk investasi makin kecil. Tapi kalau makin
rendah
tingkat bunga maka pengusaha akan meningkatkan investasinya. Tingkat bunga
pinjaman (kredit) bagi
pengusaha adalah merupakan
biaya modal (cost of
capital)
karena itu keadaan
tingkat bunga yang berfluktuasi maka
akan berpengaruh pada
kegiatan
investasi dan pada gilirannya berdampak pada kegiatan perekonomian.
Ø Teori Permintaan Keynes
John Maynard Keynes melukiskan
permintaan uang untuk transaksi dan berjaga-
jaga
ditujukan untuk persediaan uang tunai akan digunakan untuk membeli kebutuhan
sehari-hari yang
rutin dipenuhi, atau sebagai
persiapan dari kemungkinan kebutuhan
dimasa
datang seperti biaya pendidikan, kesehatan, setelah pensiun dari pekerjaan dan
kemungkinan resiko lainnya.
Ø Toeri Kuantitas Uang Milton Friedman
Setelah adanya
teori moneter klasik
dari Irving Fisher
dan Alfred Marshall
tentang kuantitas uang, maka disini
Milton Friedman melakukan terobosan terhadap
teori
kuantitas tersebut dengan menyatakan bahwa teori kuantitas uang itu adalah
teori
permintaan uang, bukan teori tentang penentuan harga,
pendapatan dan penentuan
produksi.
Uang itu kata Friedman suatu bentuk kekayaan dan modal, bagi seseorang
pengusaha
uang itu dapat menjadi barang produktif. Jika uang dikombinasikan dengan
faktor
produksi lain seperti bahan mentah, tenaga kerja dan mesin akan dapat
dihasilkan
barang lain.
Dengan demikian teori permintaan
uang dapat dipandang
sebagai teori
modal
(capital)
Ø Perbedaan ketiga teori moneter diatas:
Menurut
ekonom klasik, adanya
tabungan masyarakat dalam proses ekonomi,
uang itu
dipinjam oleh pengusaha (perusahaan) untuk membiayai investasi. Masyarakat
penabung
mendapat bunga atas tabungannya, sedangkan pengusaha bersedia membayar
bunga
tersebut selama harapan keuntungan yang diperoleh dari investasi lebih besar
dari
bunga
tersebut. Hal ini menimbulkan teori tingkat bunga oleh ekonomi klasik
John Maynard Keynes melukiskan permintaan
uang untuk transaksi dan berjaga-
jaga
ditujukan untuk persediaan uang tunai akan digunakan untuk membeli kebutuhan
sehari-hari yang
rutin dipenuhi, atau sebagai
persiapan dari kemungkinan kebutuhan
dimasa
datang seperti biaya pendidikan, kesehatan, setelah pensiun dari pekerjaan dan
kemungkinan resiko lainnya bahwa teori kuantitas uang itu adalah
teori
permintaan uang, bukan teori tentang penentuan harga,
pendapatan dan penentuan
produksi.
Uang itu kata Friedman suatu bentuk
kekayaan dan modal, bagi seseorang
pengusaha
uang itu dapat menjadi barang produktif. Jika uang dikombinasikan dengan
faktor
produksi lain seperti bahan mentah, tenaga kerja dan mesin akan dapat
dihasilkan